Wabah Covid 19 masih terus menyebar, ODP dan PDP masih terus bertambah. Meskipun yang sembuh juga terus bertambah. Di Indonesia dari mulai presiden, para Menteri sampai ke pejabat daerah sudah turun tangan untuk memfasilitasi rumah sakit bagi pasien-pasien yang terpapar.

WFH dan LFH pun sudah berjalan kurang lebih tiga mingguan. Semua aparat baik di desa maupun di kota-kota besar sudah menghimbau agar menjalani Social Distancing dan Phisical Distancing.

Aparat keamanan rajin merazia tempat-tempat yang disinyalir tempat orang-orang berkumpul. Hajatan dan keramaian yang akan mengundang banyak orang juga dibubarkan.

Rumah sakit ada di bangun, hotel, wisma atlet dan mall juga beralih fungsi menjadi rumah sakit untuk pasien terpapar Covid 19.

Artinya semua tidak tinggal diam. Segala daya dan upaya tetap dan akan terus dilakukan meskipun kondisi dan situasi seperti sekarang ini belum ada ujung.

Seiring dengan berjalannya waktu, alam mulai menampakkan keseimbangannya. Diberitakan bahwa polusi sudah mulai menurun dibandingkan hari-hari sibuk.

Media sosial banyak memberitakan dan memfoto bahwa langit sudah mulai berwarna biru cerah. Suatu pemandangan yang sulit terlihat sebelumnya. Bahkan satelit Amerika sudah memfoto, lapisan ozon sudah mulai menebal kembali.

Meskipun belum ada ujungnya, Sang Pemilik langit dan bumi sudah menunjukkan kuasanya. Hadirnya ujian berupa mahluk kecil tidak kasat mata yang bernama virus corona, tidak melulu untuk menyusahkan umat manusia.

Tetapi lebih kepada memberikan pembelajaran, bahwa dengan mahluk yang ukuran tubuhnya saja harus dilihat di bawah mikroskop, kita manusia yang katanya mahluk yang paling sempurna dibuat kalang kabut dan dibuat repot hampir di seluruh dunia.

Pelajaran lainnya yang bisa kita petik adalah bahwa manusia tidak boleh sombong, sesuper apapun dan sedikjaya apapun. Sifat sombong adalah kepunyaan Allah, karena memang Allah yang memiliki alam beserta segala isinya.

Meskipun belum ada ujungnya, hikmah yang tidak kalah penting adalah timbulnya rasa kepedulian antar sesama. Antar masyarakat saling peduli dan saling memberi baik itu materi maupun non materi.

Meskipun belum ada ujungnya, sudah mulai terlihat bahwa Allah SWT ingin menjaga dan mengembalikan dunia ini pada keadaan yang nantinya akan membuat nyaman dan membuat bahagia manusia itu sendiri.

Meskipun belum ada ujungnya, Allah punya seribu satu macam cara untuk menjaga ciptaanNya.

Meskipun belum ada ujungnya dan kita semua belum tahu kapan keadaan ini bisa kondusif dan menjadi normal kembali, tetapi percayalah Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya.

Meskipun belum ada ujungnya, adalah perkara mudah bagi Allah untuk menghentikan semua cobaan ini.

“Kun Fayakun,” adalah kalimat sakti Allah jika Ia berkendak.

Mungkin tidak sekarang, mungkin perlu waktu beberapa lama lagi. Semoga Allah sudi dan berkenan mendengarkan doa-doa hambanya yang hambaNya yang dengan tulus memohon ampunanNya.

Meskipun belum ada ujungnya, tapi percayalah Allah akan punya waktu untuk mengakhiri segala cobaan ini.

Mari kita selalu berprasangka baik kepada Allah, karena Allah seperti sangkaan hambaNya.

Meskipun belum ada ujungnya,….

#tantangan menulis hari ke 76#

#tantangan menulis MG 90 hari#